Minggu, 07 November 2010

Apalah Arti Sebuah Nama??

"What's in a name? That which we call a rose by any other word would smell as sweet." -Shakespeare's Romeo and Juliet.


Nothing is more important to a person than their name. It is a label we are given at birth and therefore can affect our personality as we grow up and become individuals. Name acronyms have been around for a very long time.

Beberapa orang menganggap nama tidak penting, dan beberapa orang yang lain menganggap nama itu sangat penting. Sementara pada akhirnya nama Sahakespeare terkenal akibat pendapatnya tersebut.


Tentu saja, nama sebaik apa pun tidak akan membuat sang empunya nama menjadi baik pula. Setidaknya, tidak secara langsung. Dalam konteks ini, sebuah nama hanyalah salah satu tanda untuk mengenali seseorang. Tanda yang digunakan agar seseorang tahu sedang dipanggil oleh orang lain. Tanda untuk absensi saat di sekolah. Tanda dalam kartu pengenal. Tanda yang perlu dicantumkan pada surat undangan pernikahan. Dan masih banyak lagi. Bayangkan betapa sulitnya menunjuk seseorang bila tanpa menggunakan nama. Untuk mengatakan Joko, barangkali orang harus mengatakannya dengan lelaki-berwajah-oval-dan-berhidung-mancung-yang-tinggal-di-belakang-pos-kamling-RW-7. Fiuuuhh..


Tidak ada informasi dengan jelas sejak kapan peradaban manusia pertama kali menggunakan nama. Situs ArtiNamaku.com menyebutkan bahwa meskipun setiap kultur di muka bumi ini menggunakan nama, ternyata penggunaannya dapat bervariasi dari masyarakat yang satu ke masyarakat yang lain. Ada yang menggunakan nama dengan sangat sederhana seperti di Indonesia, yang hanya menggunakan satu kata seperti Parto, Paryono, Hamid, dan Soeharto. Namun ada pula yang penggunaan namanya sangat kompleks seperti pada tradisi masyarakat Cina.
Beberapa model nama mengandung informasi tentang silsilah seseorang, semisal nama keluarga atau marga. Biasanya model nama seperti ini diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nama bisa juga mengandung informasi urutan lahir seseorang seperti yang digunakan oleh masyarakat Bali dan juga beberapa kultur di Afrika. Atau given name seperti pada tradisi barat yang merupakan semacam nama pemberian yang diberikan pada suatu waktu setelah seorang anak lahir.

Pada konteks di atas, barangkali arti sebuah nama memang tidak lebih dari sebuah pengenal untuk membedakan seseorang dengan orang lainnya. Lain soal bila nama dibuat orang tua agar semua orang turut mendoakan anaknya. Orang tua mana yang tak senang saat orang lain memanggil anaknya yang diberi nama Tampan Putra Setiadi dengan, “Hai Tampan, apa kabar?” :) Bukankah selain memanggil, ia sekaligus memuji sang anak serta mendo’akan semoga selalu tampan, lahir dan batin.

Seperti halnya saya diberi nama oleh orang tua saya Siti Khadijah Koto, dimana Siti diambil dari nama nenek dari ibuku, dan Khadijah adalah nama nenek dari ayahku, dan Koto adalah nama marga/suku dari ayahku. Dan mungkin orang tua saya memilih nama yang sama dengan istri Rasullulloh Muhammad SAW, tentu dengan maksud agar kelak saya dapat meniru sifat-sifat seperti Siti Khadijah sebagai istri Rasullulloh SAW dan menjadi seorang yang bernilai di mata masyarakat. Dan semoga saya dapat mewujudkan impian orang tua saya.

Untuk itu saya sangat menghargai sebuah nama, bahkan dulu saya tak mau orang salah menyebutkan atau menuliskan nama saya. Dan untuk itu, insya Allah saya terus berusaha untuk menghafalkan dan tau penulisan nama orang-orang yang disekitar saya. Karena saya ingin nama saya juga di ingat sama semua orang dengan lafal dan penulisan yang pas. Jadi saya teringat pada perkataan Almarhum ayah saya, "Bila kita ingin diingat orang, maka ingatlah orang tersebut, bila kita ingin mencubit orang, maka cubitlah diri kita sendiri terlebih dahulu, bila merasakan sakit maka kita tidak harus mencubit orang."

Sungguh bahagia rasanya bila kita dipanggil dengan nama kita sendiri, bahkan lebih bahagia lagi bila ada teman kita yang sudah lama tidak bertemu tapi tetap masih mengingat nama kita.

Seperti disebutkan oleh Umar bin Khaththab :" Tiga hal yang dapat membuat kecintaan saudaramu terhadapmu menjadi tulus (hanya karena Allah) ialah lebih dahulu mengucapkan salam, memanggilnya dengan panggilan yang ia sukai, dan memberikan tempat duduk dalam satu majlis".


Bagaimana dengan Anda?? Apakah Anda akan bahagia bila nama Anda disebut dan diingat orang??
Tentu saja Anda harus berusaha keras terlebih dahulu untuk menghargai nama orang lain. Walaupun Anda menghadapi suatu tantangan yang teramat berat.

Salam sayang untuk semua..... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar